Sedianya, ajang empat tahunan ini dihelat pada 12 Juni hingga 12 Juli 2020. Namun, wabah corona yang belum kunjung mereda di dunia, khususnya di benua Eropa, membuat UEFA selaku otoritas tertinggi sepak bola di Benua Biru mengambil putusan berat.
Putusan ini diambil oleh Komite Eksekutif UEFA setelah melakukan
videoconference dengan Ketua dan Sekretaris Jenderal dari 55 negara Eropa, perwakilan klub, liga, FIFPro Eropa pada Selasa (17/3) waktu setempat.
Penundaan Piala Eropa ini juga diharapkan bisa membantu menyelesaikan kompetisi lokal di tiap negara. Sebab saat ini seluruh kompetisi sepak bola di Eropa dihentikan untuk sementara selama 2 pekan.
"Kesehatan dari fans, staf, dan pemain menjadi prioritas utama. Dengan spirit tersebut, UEFA mengajukan sejumlah opsi agar kompetisi bisa selesai musim ini dengan aman," jelas Presiden UEFA, Aleksander ÄŒeferin, melalui rilis di laman resminya, Selasa malam (17/3).
"Dan saya bangga dengan respons dari para kolega di seluruh Eropa. Ada sebuah spirit nyata untuk saling bekerja sama, bahwa memang harus ada yang dikorbankan untuk mencapai hasil terbaik," imbuhnya.
Sebagai otoritas tertinggi sepak bola Eropa, UEFA akhirnya membuat sebuah pengorbanan besar. Pasalnya, dengan menggeser jadwal Piala Eropa ke tahun depan memang akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Secara seluruh persiapan di tiap negara tuan rumah telah dilakukan sejak tahun lalu.
Untuk diketahui, Piala Eropa 2020 seharusnya dilaksanakan di 12 kota di 12 negara Eropa dari 12 Juni hingga 12 Juli 2020. Kini UEFA mengajukan jadwal baru yaitu pada 11 Juni hingga 12 Juli 2021.
Sementara untuk jadwal baru dari kompetisi UEFA lainnya, baik untuk tingkat klub maupun tim nasional pria dan wanita, akan diumumkan kemudian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Perhelatan akbar Piala Eropa 2020 akhirnya menjadi salah satu kompetisi dunia yang terimbas wabah virus corona baru (Covid-19). 
