Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mesut Ozil Soal Konflik Armenia-Azerbaijan: Mari Mencapai Perdamaian Dan Bekerja Menuju Masa Depan Tanpa Kekerasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 14 Oktober 2020, 13:10 WIB
Mesut Ozil Soal Konflik Armenia-Azerbaijan: Mari Mencapai Perdamaian Dan Bekerja Menuju Masa Depan Tanpa Kekerasan
Bintang sepak bola Jerman Mesut Ozil/Net
rmol news logo Bintang sepak bola Jerman Mesut Ozil ikut menyoroti soal konflik Armenia-Azerbaijan. Dalam hal ini gelandang Arsenal itu menyuarakan dukungannya atas operasi tentara yang dilakukan Azerbaijan di Karabakh Atas.

Warga negara Jerman berusia 31 tahun keturunan Turki itu menyuarakan dukungan di akun Twitter pribadinya pada Selasa (13/10) waktu setempat.

"Satu bangsa, dua negara," Twitnya mengacu pada persaudaraan dan hubungan yang kuat antara Turki dan Azerbaijan.

"Bagi saya, penting bahwa setiap orang di dunia harus mengetahui fakta bahwa wilayah Nagorno-Karabakh secara legal dan internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, namun saat ini diduduki secara ilegal," kata Ozil seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (14/10).

"Pada Maret 2008, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang menegaskan kembali integritas teritorial Azerbaijan dan menuntut penarikan semua pasukan Armenia," tambahnya.

Dia mengatakan keputusan PBB tentang sengketa tersebut harus ditegakkan dan diakui.

Ozil juga menambahkan bahwa pertempuran saat ini di Karabakh Atas - juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh - sangat mengkhawatirkan orang dan juga membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.

"Mari mencapai perdamaian dan bekerja menuju masa depan yang adil, dan tanpa kekerasan. Setiap kematian di kedua sisi adalah kerugian bagi semua orang," tambahnya.

Ozil pernah membawa Jerman memenangkan Piala Dunia FIFA 2014.

Pada 2013, ia bergabung dengan klub Inggris Arsenal setelah hengkang dari Real Madrid.

Bentrokan baru terjadi pada 27 September ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah tersebut, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Banyak kekuatan dunia termasuk Rusia, Prancis dan AS telah menyerukan gencatan senjata baru. Sementara itu Turki telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.

Pasukan Armenia melancarkan serangan rudal ke kota terbesar kedua Azerbaijan, Ganja pada Minggu (11/10) sekitar pukul 2 pagi waktu setempat, meskipun wilayah itu berada di luar zona garis depan - melanggar gencatan senjata antara kedua belah pihak dan membuat setidaknya 35 warga sipil terluka, termasuk wanita dan anak-anak.

Gencatan senjata kemanusiaan telah diumumkan sehari sebelumnya, yakni pada Sabtu (10/10) untuk pertukaran tahanan dan pengambilan mayat tentara kedua belah pihak di Karabakh Atas.

Gencatan senjata terjadi setelah pertemuan trilateral diadakan pada Jumat di Moskow antara para menteri luar negeri Rusia, Azerbaijan dan Armenia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA