Atas alasan itu, Ketua Komite Etik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Bambang Usadi, membantah apa yang disampaikan pengamat kepolisian Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane.
“Tidak ada hubungannya pergantian kapolri dengan kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Kapolri itu urusannya banyak,†kata Bambang kepada wartawan, Senin (16/11).
Dia lantas menduga-duga ada motif tertentu di balik Neta S. Pane mengurus sepak bola. Pasalnya, baru kali ini pengamat kepolisian itu ikut mengamati persepakbolaan tanah air.
PSSI, sambungnya, memang merencanakan akan melanjutkan kompetisi pada bulan Oktober. Namun demikian, PSSI menghormati keputusan kepolisian yang belum memberikan izin dan kompetisi menunda kembali kompetisi.
Bambang mengaku mampu memahami alasan yang diberikan polisi. Sekalipun Perbasi dan Pordasi sudah mendapatkan izin dari kepolisian.
Untuk itu, Bambang meminta Neta untuk tidak ikut berkomentar pada bidang yang tidak dipahami. IPW sebaiknya konsentrasi pada tupoksi dalam bekerja, berkomentar, dan jangan suka mengadu-ngadu.
“Apa urusannya Neta S. Pane mengurusi dan berkomentar soal sepak bola dengan mengatasnamakan IPW. Biar itu urusan PSSI dan polisi,†ujarnya.
“Apalagi IPW itu tidak ada kantornya. Terus wakil ketua, sekjennya siapa, dan anggota IPW siapa saja? Kayaknya semuanya dirangkap oleh Neta?†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: