Musim lalu, Tuchel membawa Paris Saint-Germain tampil di laga puncak untuk melawan Bayern Munchen. Sayang, PSG dan Tuchel harus gigit jari usai ditundukkan Die Roten dengan skor tipis 0-1 di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal.
Musim ini, kesempatan membayar kegagalan didapat Tuchel. Chelsea dipastikan bakal menghadapi sesama tim Inggris, Manchester City, di partai final yang akan dilangsungkan di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, 29 Mei mendatang.
Saat disinggung prestasinya membawa dua tim berbeda tampil di final Liga Champions, pria asal Jerman itu tetap merendah. Dia justru tak ingin kesuksesan ini dianggap sebagai bukti talenta andalnya sebagai pelatih.
"Sebab, ini terjadi tidak dengan klub yang sama. Tapi saya sangat bahagia, kami bisa meraih ini," ucapnya dikutip laman resmi UEFA, Kamis (6/5).
"Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan menjalani kehidupan di sepak bola. Dan bisa melatih sebuah tim seperti ini, dan meraih final (Liga Champions) untuk kali kedua, saya sangat bersyukur," sambungnya.
Namun demikian, Tuchel enggan dimintai komentarnya soal final nanti. Menurutnya, hal itu masih terlalu dini untuk dibicarakan saat ini.
"Tanya saya empat hari sebelum final, ketika pekan terakhir sudah tiba. Ini masih terlalu dini, karena bisa saja ada pemain yang cedera, ada pemain yang performanya turun, apapun bisa terjadi," jelasnya.
"Kami masih
wait and see. Harapannya, kami tiba di Istanbul dengan skuat terbaik, dalam sebuah momen dan atmosfer yang baik. Kami ingin pergi dengan seluruh kekuatan, artinya kami akan datang ke Istanbul untuk meraih kemenangan," tandas Tuchel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: