Ya, seperti Inggris di Euro 1996, Spanyol tersingkir dari Euro 2020 setelah kalah dalam babak adu penalti Rabu dinihari tadi (7/7). Bedanya, Inggris disingkirkan Jerman, Spanyol ditendang Italia.
Italia sendiri tampil cukup apik pada awal pertandingan. Mereka mampu mengimbangi determinasi Spanyol dalam penguasaan bola. Namun, perlahan tapi pasti La Roja makin mendominasi.
Akan tetapi, Gli Azzurri pintar memanfaatkan sedikit peluang yang mereka miliki untuk unggul lebih dulu. Sepakan melengkung Federico Chiesa pada menit 60 membuat Italia sedikit di atas angin.
Spanyol pun makin giat menekan pertahanan Italia dari segala penjuru. Data statistik pun menunjukkan Spanyol mampu lebih banyak menguasai bola dengan perbandingan 65%-35%.
Peluang yang mampu dikreasikan skuat besutan Luis Enrique ini juga mencapai 16. Lebih dari 2 kali lipat dari peluang yang mampu dilakukan Italia.
Tapi dari belasan peluang itu, hanya satu yang berbuah gol melalui Alvaro Morata, 10 menit jelang bubar.
Spanyol yang banyak menurunkan pemain muda seolah tak kehabisan energi untuk terus menekan pertahanan Italia di babak tambahan. Semua usaha tersebut justru hanya memunculkan frustrasi. Seiring penampilan apik barisan pertahanan Gli Azzurri yang dipimpin bek senior Leonardo Bonucci.
Memasuki babak adu penalti, sekilas Italia yang akan pulang lebih dulu saat Manuel Locatelli yang jadi eksekutor pertama gagal menjalankan tugasnya. Tendangan gelandang Sassuolo itu sukses ditepis Unai Simon.
Ternyata, penendang pertama Spanyol juga gagal mencetak gol. Berbeda dengan Locatelli, tendang Dani Olmo justru melenceng dari gawang.
Hingga penendang keempat, Italia dan Spanyol sama-sama sukses mencetak gol. Petaka bagi Spanyol datang saat Morata menjadi penendang kelima. Sepakan Morata yang mengarah ke sisi kanan sukses dimentahkan Gigi Donnarumma.
Sebaliknya, tendangan Jorginho yang maju sebagai eksektor terakhir tak mampu ditepis Unai Simon. Italia dipastkan bakal kembali tampil di final Euro untuk keempat kalinya.
"Spanyol membuat banyak masalah bagi kami dengan penguasaan bolanya, tapi saya pikir kami pantas bermain di final. Saya tak mau membicarakan final saat ini, saya ingin menikmati momen. Kami akan memikirkannya ketika sudah saatnya," ucap Donnarumma, dikutip laman resmi UEFA, (7/7).
Spanyol jelas kecewa. Karena peluang kembali ke final dan juara seperti Euro 2008 dan 2012 akhirnya musnah.
"Setiap orang lebih memfavoritkan Italia, tapi kami mampu menunjukkan bahwa kami justru lebih superior dari mereka. Saya pikir di laga ini kami adalah tim yang dominan. Tapi itulah sepak bola, dan hal yang bisa kami lakukan adalah, selamat Italia," kata kapten Spanyol, Sergio Busquets.
Italia kini masin menunggu lawan antara Inggris melawan Denmark yang akan berlangsung pada Kamis dinihari nanti WIB (8/7).
Italia 1-1 Spanyol - Italia menang adu penalti 4-2(Chiesa 60' - Morata 80')
Italia: Donnarumma; Di Lorenzo, Bonucci, Chiellini, Emerson (Tolói 74); Barella (Locatelli 85), Jorginho, Verratti (Pessina 74); Chiesa (Bernardeschi 107), Immobile (Berardi 61), Insigne (Belotti 85)
Pelatih: Roberto Mancini
Spanyol: Unai Simón; Azpilicueta (Llorente 85), Eric GarcÃa (Pau Torres 109), Laporte, Jordi Alba; Koke (Rodri 70), Sergio Busquets (Thiago 106), Pedri; Oyarzabal (Moreno 70), Olmo, Ferran Torres (Morata 62)
Pelatih: Luis Enrique.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Stadion Wembley seolah menjadi tempat berlangsungnya laga-laga dramatis. Di stadion inilah Spanyol akhirnya mengikuti jejak Inggris di Euro 1996. 
