Salah satu kelompok suporter Persipura, Black Danger Community (BDC), menaruh harapan ada mediasi antara kedua pemain dan manajemen.
Dikatakan Ketua Black Danger Community (BDC), Yansen Kareth, kedua pemain tersebut memiliki kontribusi dan dedikasi besar kepada Persipura. Terlebih Boaz yang sudah menjadi legenda hidup sepak bola, bukan hanya di Persipura tapi juga di Indonesia.
"Itu menjadi inspirasi baru kepada generasi sepak bola di Papua dan di luar Papua, sehingga kita tetap memberikan apresiasi sebagai salah satu suporter Persipura Mania," ucap Yansen saat ditemui awak media di Cave Nayak Abepura, Rabu (7/7).
Yansen berharap manajeman Persipura dapat mengambil langkah terbaik untuk melakukan mediasi dan memberikan apresiasi, sehingga masyarakat bisa merasa ada penghormatan yang diberikan kepada dua pemain senior itu.
Sementara itu, John Ungirwalu selaku admin BDC mengharapkan kepada para orang tua dan senior untuk mendorong terjadinya mediasi bagi kedua pemain ini, agar mereka keluar dengan baik-baik serta jangan ada saling dendam.
"Harapan kami (ada mediasi), apapun keputusan dari manajemen yang mungkin sudah disampaikan, kami sebagai pecinta Persipura tidak bisa terlalu berbuat banyak," ujarnya, dikutip
Kantor Berita RMOLPapua.
Jhon menegaskan, kedua pemain tersebut sudah sangat lama bermain di Persipura. Sehingga tidak bisa serta merta melupakan jasa keduanya yang sukses membawa Persipura empat kali juara Liga Indonesia.
Pencoretan Boaz dan Yustinus dibenarkan Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano. Benhur hanya menyebut alasan pencoretan karena tindakan indispliner.
"Saya mau sampaikan bahwa, secara pribadi kami tidak punya masalah apapun dengan Bochi maupun Tipa, mereka adalah anak-anak kami dan adik-adik kami, ini murni kebijakan manajemen dan masukan para pelatih, atas pelanggaran atau tindakan indisipliner," jelas Benhur melalui keterangannya pada Selasa kemarin (6/7).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: